Selamat Pagi
Syalom, Bapak/ Ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Yeremia 10:6*
“Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya Tuhan! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan.”
Ketika menubuatkan tentang pembuangan di Babel, Nabi Yeremia memperingatkan penyembahan berhala yang begitu banyak sebagai godaan yang membahayakan orang Israel. Dengan mengungkapkan kedunguan para penyembah berhala, peringatan tersebut justru memberitahu mereka, baik yang akan dibawa ke pembuangan Babel maupun yang tinggal di Yerusalem, bahwa penderitaan-penderitaan mereka adalah rancangan Allah untuk menyembuhkan mereka dari penyembahan berhala mereka. Demikianlah Nabi Yeremia mempersenjatai bangsa Israel untuk melawan perilaku dan kebiasaan bangsa kafir dalam menyembah berhala, supaya mereka insyaf dan dibawa kembali ke jalan yang benar oleh firman Allah. Sebuah perintah yang sungguh-sungguh diberikan kepada Israel sebagai umat Allah untuk tidak mengikuti cara-cara dan kebiasaan bangsa kafir! Sebab tidak ada yang sama seperti TUHAN, nama Allah mereka yang besar dan perkasa. Nama-Nya yang besar itu akan membuat takut bangsa-bangsa ke mana mereka akan dibuang. Karena itu hendaklah mereka mendengar dan menerima firman ini, agar tongkat Allah yang akan menghajar mereka dapat dicegah. Dan nubuat ini ditulis untuk menjadi pelajaran juga bagi kita.
“Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya.” (2) Demikianlah peringatan Allah kepada bangsa Israel yang akan diangkut ke pembuangan Babel, negeri yang penuh dengan berhala kekafiran. Peringatan ini juga berlaku bagi kita agar jangan tak peduli terhadap berbagai praktek dan kebiasaan kekafiran serta penyembahan berhala yang begitu banyak menggoda di sekeliling kita, termasuk sisa-sisa kekafiran dalam warisan budaya kita; apalagi menirunya atau kembali membiasakan diri dengannya. Janganlah kebiasaan-kebiasaan yang mana pun menyusup di antara kita yang cenderung terjadi, tanpa kita sadari apalagi yang kita sadari. Begitu banyaknya orang-orang Kristen masih terikat dengan kebiasaan lama warisan budaya yang cenderung menggoda dan menarik jiwa kita kembali mempraktekkan kekafiran terutama dalam hal ziarah. Ada yang karena mimpi, maupun karena kepentingan tertentu yang menimbulkan keinginan meminta berkat kepada leluhur. Cara-cara kekafiran untuk mencari berkat, apalagi dalam rangka mendapatkan jabatan dan kekuasaan atau harta kekayaan seperti itu begitu marak justru pada masa menjelang pemilu saat ini. Firman Tuhan mengingatkan kita agar jangan tergoda dan tidak peduli. Tidak ada yang seperti Tuhan Yesus, Nama yang besar kuasa-Nya dan perkasa. Karena itu, “Ikutlah Yesus!” Amin!